Header Ads

Makam Priayi dan kabar deklarasi Capres Prabowo di Banyumas


Di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas dibangun graha peristirahatan trah para pembesar Eks Karisidenan Banyumas. Di kompleks makam tersebut bersemayam jasad Tumengung Yudanegara II, Bupati Banyumas ke-7 yang memerintah tahun 1707- 1743.

Jasad-jasad para pembesar lain di kompleks makam tersebut, terhubung sebagai kerabat atau putra wayah. Nisan di barisan makam, di antaranya menggaritkan nama R Ngabehi Dipajoeda I, Bupati Banjarnegara yang tewas dalam peperangan melawan VOC sampai RM Margono Djojohadikusumo (16 Mei 1894 - 25 Juli 1978) pendiri Bank Negara Indonesia.

Masyarakat Desa Dawuhan menganggap kompleks makam tersebut wingit (keramat, sakral). Dalam bahasa Banyumas, mereka menyebutnya tempat peristirahatan terakhir bagi keluarga priayi (kalangan penguasa, ningrat).

Juru Kunci Kompleks Makam Tumengung Yudanegara II, Hadi Waluyo (92) mengenang sampai tahun 1960-an tak sembarang orang berani memasuki kompleks makam tersebut. Ada rasa sungkan sekaligus takut bagi warga memasuki kompleks makam keluarga priayi. Ketika nyadran, dimana beberapa trah Yudanegara II berziarah ke makam untuk membersihkan, menabur bunga sampai kenduri, warga meriung di luar kompleks makam.

"Gak ada dulu yang berani masuk. Mereka nunggu di luar karena kebanyakan menunggu derma," ujar Hadi pada merdeka.com.

Lambat laun, rasa sungkan tersebut kikis. Tak jarang, ada tamu (pengunjung makam bukan bagian keluarga) baik dari Banyumas maupun luar daerah mendatangi areal makam. Mereka umumnya berziarah dengan menaruh percaya bakal dimuluskan saat melamar sebagai pegawai negeri, guru maupun petugas kecamatan.

"Mungkin para tamu itu berharap bisa jadi priayi," ungkapnya.

Pada Senin (14/5) kemarin, kompleks makam Tumengung Yudanegara II yang umumnya bersuasana sepi tiba-tiba riuh dipadati warga. Hadi Waluyo berbusana gamis dan berpeci hitam, mengatakan bakal berziarah Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto.

Di makam tersebut, bersemayam kakek Prabowo, RM Margono yang jejak riwayatnya putra dari asisten Wedana Banyumas. Garis keturunan mereka cucu buyut dari Raden Tumenggung Banyakwide, pengikut Pangeran Diponegoro.

Hadi bercerita, Prabowo sendiri jarang berziarah dalam arti berkesinambungan saban satu kali setahun. Dahulu, keluarga yang paling sering berkunjung yakni Soemitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo. Hadi mengenang, Soemitro yang merupakan begawan ekonom Indonesia itu, kerap berbincang dengan warga sekitar juga bederma.

"Kalau sekarang yang sering Hashim Djojohadikusumo (adik Prabowo-red). Setahun bisa dua kali. Kalau Prabowo sendiri seingat saya paling baru 4 kalian ke sini," ungkapnya.

Prabowo sendiri ketika mengunjungi Banyumas sebelum berziarah, bercerita secuil kenangan bersama neneknya di Banyumas di hadapan 3.500 warga Banyumas dalam acara 'Prabowo Menyapa'. Siti Katoemi Wirodiharjo, nenek Prabowo kerap memanggil cucu pertamanya dengan sebutan Gatotkaca. Di Banyumas pula, Prabowo kecil teringat disambut kedatangannya oleh kakek neneknya dengan menanggap tari-tarian.

Pada merdeka.com usai berziarah, Prabowo menjelaskan Banyumas adalah bagian sejarah riwayat dirinya. Berziarah kata Prabowo bagian dari adat, nyadran menjelang bulan suci Ramadan.
"Sudah adat kita, tradisi kita, kita nyadran. Kita tengok leluhur kita, ke tempat pemakaman," ujarnya ringkas.

Jauh-jauh hari, rencana kedatangan Prabowo ke Banyumas utamanya ke Desa Dawuhan jadi perhatian berbagai kalangan. Pasalnya, usai menerima mandat mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pilpres 2019 dalam Rapat Koordinasi Nasional tersiar kabar deklarasi capres dilangsungkan di Banyumas. Kabar lanjutan bergulir deklarasi di Banyumas akan dilakukan bersama koalisi.

"Deklarasi sudah di Hambalang," ujar Prabowo ringkas saat ditanyakan terkait kabar Desa Dawuhan dipilih sebagai lokasi memasuki kontestasi Pilpres 2019.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono menjelaskan, Banyumas hanya satu usulan lokasi. Saat ini, Prabowo sendiri tengah menjalin komunikasi yang intensif dengan koalisi yakni PAN dan PKS. Komunikasi politik tersebut membahas soal pendamping Prabowo.

"Jadi deklarasi bukan gagal. Pak Prabowo ziarah ke leluhurnya menjalankan tradisi. Deklarasi maju Pilpres akan ditegaskan setelah disepakati nama pendamping bersama koalisi," ujarnya.

Kurang lebih pukul 15.00 WIB, Prabowo Subianto keluar dari kompleks makam sembari membasuh keringat dengan sapu tangan putih. Warga meriung di jalan kompleks makam, berebut bersalaman dengan mantan Danjen Kopassus tersebut. Salah seorang wartawan sempat bertanya, "Apakah rencana deklarasi capres di Dawuhan tertunda?" Prabowo hanya diam melanjutkan langkah dengan pengawalan ketat.




No comments

Powered by Blogger.