Header Ads

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan awal pekan ini. Rupiah pagi ini di buka di level Rp 14.095 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.125 per USD. Rupiah masih lanjutkan penguatan usai pembukaan. Tercatat, nilai tukar Rupiah saat ini berada di Rp 14.005 per USD. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia sebagai bank sentral, akan melakukan berbagai langkah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD. "Pemerintah akan terus menjaga bersama-sama Bank Indonesia, menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga mata uang Rupiah kita," ujarnya di Pasar Telukan Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (26/5). Sri Mulyani menjelaskan, beberapa strategi sudah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah, di antaranya dengan menaikkan suku bunga. Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga ini, dinilainya bisa memperkuat nilai tukar Rupiah. "Beberapa langkah yang dilakukan Bank Indonesia, seperti melakukan kenaikan suku bunga kemarin dan dari pemerintah akan melakukan, menjaga disiplin APBN. Menjaga agar seluruh ekonomi berjalan dengan resiko yang makin kecil," katanya. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan, faktor utama penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah kebijakan ekonomi pemerintah dan bank sentral AS. Hal tersebut seiring dengan perbaikan data ketenagakerjaan dan inflasi di Negeri Paman Sam tersebut.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan awal pekan ini. Rupiah pagi ini di buka di level Rp 14.095 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.125 per USD.   Rupiah masih lanjutkan penguatan usai pembukaan. Tercatat, nilai tukar Rupiah saat ini berada di Rp 14.005 per USD.  Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia sebagai bank sentral, akan melakukan berbagai langkah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD.  "Pemerintah akan terus menjaga bersama-sama Bank Indonesia, menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga mata uang Rupiah kita," ujarnya di Pasar Telukan Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (26/5).  Sri Mulyani menjelaskan, beberapa strategi sudah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah, di antaranya dengan menaikkan suku bunga. Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga ini, dinilainya bisa memperkuat nilai tukar Rupiah.  "Beberapa langkah yang dilakukan Bank Indonesia, seperti melakukan kenaikan suku bunga kemarin dan dari pemerintah akan melakukan, menjaga disiplin APBN. Menjaga agar seluruh ekonomi berjalan dengan resiko yang makin kecil," katanya.  Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan, faktor utama penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah kebijakan ekonomi pemerintah dan bank sentral AS. Hal tersebut seiring dengan perbaikan data ketenagakerjaan dan inflasi di Negeri Paman Sam tersebut.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan awal pekan ini. Rupiah pagi ini di buka di level Rp 14.095 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.125 per USD.

Rupiah masih lanjutkan penguatan usai pembukaan. Tercatat, nilai tukar Rupiah saat ini berada di Rp 14.005 per USD.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia sebagai bank sentral, akan melakukan berbagai langkah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD.

"Pemerintah akan terus menjaga bersama-sama Bank Indonesia, menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga mata uang Rupiah kita," ujarnya di Pasar Telukan Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (26/5).

Sri Mulyani menjelaskan, beberapa strategi sudah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah, di antaranya dengan menaikkan suku bunga. Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga ini, dinilainya bisa memperkuat nilai tukar Rupiah.

"Beberapa langkah yang dilakukan Bank Indonesia, seperti melakukan kenaikan suku bunga kemarin dan dari pemerintah akan melakukan, menjaga disiplin APBN. Menjaga agar seluruh ekonomi berjalan dengan resiko yang makin kecil," katanya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan, faktor utama penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah kebijakan ekonomi pemerintah dan bank sentral AS. Hal tersebut seiring dengan perbaikan data ketenagakerjaan dan inflasi di Negeri Paman Sam tersebut.

No comments

Powered by Blogger.