Header Ads

Kisah Mak Nem siapkan hidangan sahur dan buka puasa buat tahanan Polres Malang

Kisah Mak Nem siapkan hidangan sahur dan buka puasa buat tahanan Polres Malang

Kasinem atau Mak Nem (72) menjadi sahabat sejati para tahanan di Polres Malang dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Keseharian nenek 10 cucu itu dengan sabar menyediakan masakan menu berbuka, sekaligus makan sahur bagi para tahanan.

"Hari ini menyediakan 73 bungkus, tergantung jumlah tahanannya," kata Kasinem di warungnya yang juga tempat tinggalnya di lingkungan Polres Malang di Kepanjen, Rabu (23/5).

Sore itu, tangan Mak Nem begitu cekatan menyiapkan 73 nasi bungkus yang hendak diantarkan kepada para penghuni tahanan. Perempuan yang sebagian rambutnya sudah memutih itu, telaten menuangkan sayur terung di plastik beserta sepotong ayam goreng.

Bahkan Mak Nem sendiri tidak memikirkan makanan berbukanya, dalam benaknya nasi bungkus itu harus selesai sebelum beduk Magrib tiba.

Sudah sekitar 48 tahun, Mak Nem menyediakan makan para tahanan, tepatnya sejak 1970. Khusus sepanjang Ramadan, kesibukannya drastis berubah, karena harus menyediakan makan dalam menu berbuka dan makan sahur.

Perempuan empat anak ini menceritakan, mulai menyiapkan masakan sekitar pukul 12.00 WIB. Kegiatannya diawali dengan mengolah aneka bahan makanan dan memotong-motong sayuran. Selanjutnya, dengan dibantu 3 orang kerabatnya berbagi untuk mengolah bahan-bahan tersebut.

"Jam 4 sore (16.00 WIB) sudah harus mulai dibungkus dan langsung dikirimkan," katanya.

Setelah istirahat sejenak, Mak Nem kembali bekerja pukul 00.00 WIB. Mereka berbagi pekerjaan dan khusus bumbu masakan sudah disiapkan sejak sore.

Kesibukannya akan berakhir pukul 03.30 WIB, saat makan sahur sudah dikirimkan ke sel tahanan yang berjarak sekitar 15 meter dari tempat tinggalnya.

Mak Nem sendiri mengaku tidak pernah libur dan bekerja tujuh hari dalam seminggu. Pekerjaan itu dijalani dengan ikhlas, yang sekaligus menjadi amal dan ibadahnya.

Mak Nem menceritakan, profesinya sebagai tukang masak di tahanan diawali di Polres Malang Kota yang saat itu masih berkantor di Jalan Salak Kota Malang. Baru sekitar 1986, diboyong ke Polres Malang di Kepanjen. Bahkan Polres Malang Kota sendiri telah berpindah kantor, dan Jalan Salak sudah berganti menjadi Jalan Pahlawan Trip.

Mak Nem saat itu memang membuka warung di sekitar kantor polisi, sebelum kemudian ditawari untuk menyediakan makan para tahanan. Tawaran itu pun tidak dibiarkan sia-sia hingga dijalaninya sampai saat ini.

Makanan untuk para tahanan dibanderol Rp 10 ribu per bungkus, sesuai budget yang disediakan. Setiap bulan akan dihitung jumlah nasi bungkus yang dikirimkan untuk tahanan. Sehari, Mak Nem mengaku menghabiskan sekitar 25 kilogram yang dimasak sekaligus untuk keluarganya.

No comments

Powered by Blogger.